Select Menu
Powered by Blogger.

Entri Populer

Translate

Memiliki teman baik atau sahabat, ternyata dapat membuat Anda lebih sehat secara fisik. 
 
Sahabat itu bukan di lihat dari fisiknya saja
Sahabat itu bukan di lihat dari fisiknya saja

Tak hanya itu, hidup dikelilingi teman-teman yang menyayangi, juga mampu meningkatkan kesejahteraan mental. Demikian data yang diungkap menurut sebuah studi terbaru, yang dilakukan para peneliti di Concordia University, Montreal.

Seperti yang dilansir dari CVT News, studi itu melibatkan 60 mahasiswa internasional yang hidupnya berpindah-pindah dari waktu ke waktu. Profesor psikologi, Jean-Philippe Gouin, mengamati kesehatan mereka selama lima bulan.

Gouin melihat tingkat integrasi sosial mereka, serta seberapa kesepian mereka dengan cara mengisi kuesioner. Bersama tim riset, ia kemudian coba mendeteksi detak jantung peserta studi, dengan melihat variabilitas detak jantung frekuensi tinggi (HF-HRV), yang dikenal di kalangan medis untuk menjadi indikator parasimpatis kesehatan sistem saraf.

"Studi lain telah menunjukkan bahwa individu dengan variabilitas detak jantung yang lebih rendah mengalami peningkatan risiko mengembangkan kesehatan yang buruk, termasuk risiko lebih besar mengidap penyakit jantung," ujar Gouin.

Variabilitas denyut jantung imigran yang membentuk persahabatan dan memperluas jaringan sosial mereka juga dilaporkan meningkat. Sementara itu, mereka yang mengisolasi dan menutup diri mengalami penurunan denyut jantung.

"Studi ini menunjukkan fakta bahwa isolasi sosial yang berkepanjangan akan memberi efek negatif efek pada kesehatan fisik," tuturnya. Gouin juga mengatakan, studinya berlaku tidak hanya untuk imigran dan mahasiswa, tetapi juga kepada siapa pun yang hidupnya selalu berubah-ubah.

"Pesan ini sangat jelas, Anda harus menjangkau orang lain. Semakin cepat Anda berhasil bersosialisasi di tempat baru, semakin sehat," tambahnya. Studi tersebut diterbitkan dalam Annals of Behavioral Medicine.

Terimah kasih telah berkunjung ke blog kami dan semoga article ini bermanfaat

Good Luck Dan tetimah kasih berkunjung ke blog : http://gaknyangkah.blogspot.com/
 

 
-
Inilah Yang Di Alami Dunia Pendidikan Di indonesia yang memalukan
Inilah Yang Di Alami Dunia Pendidikan Di indonesia yang memalukan
Heri Santoso, SS, M.Hum, dosen Fakultas Filsafat sekaligus peneliti pada Pusat Studi Pancasila (PSP) UGM, berhasil meraih gelar doktor usai melangsungkan ujian terbuka program doktor dari Fakultas Filsafat UGM.

Dalam kesempatan itu, dia berhasil mempertahankan disertasi yang mengkaji tentang “Nilai-nilai ke-UGM-an” sebagai landasan filosofis pengembangan ilmu.

Di hadapan tim penguji itu dia mengatakan bahwa dunia pendidikan di tanah air saat ini tengah mengalami krisis identitas atau jati diri dan krisis landasan filosofis dalam pengembangan ilmu pengetahuan.  Sehingga revitalisasi jati diri perguruan tinggi sangat diperlukan sebagai upaya untuk mencari solusi terhadap krisis yang mendera bangsa.

Disampaikannya, fenomena krisis ilmu itu rupanya juga dirasakan sejumlah ilmuan di UGM. Seperti yang diungkapkan guru besar Fisipol UGM Prof Purwo Santoso yang melihat gejalanya masih minimnya kontribusi ilmuan dalam pengembangan ilmu, baik dalam tataran teoritik maupun metodologis.

Melihat fenomena tersebut, dia tergerak meneliti hakikat nilai-nilai ke-UGM-an sebagai upaya revitalisasi jati diri UGM. Hasil penelitian yang dilakukannya menunjukkan bahwa hakikat nilai-nilai ke-UGM-an apabila ditinjau dari filsafat nilai merupakan sifat yang membuat sesuatu menjadi berharga, dijunjung tinggi, dan layak diupayakan perwujudannya sebagai pemandu dan pengarah hidup.

Nilai tersebut berfungsi memberi arah, tujuan, dan makna bagi diri dan keseluruhan
hidup sivitas akademika UGM, sekaligus membantu identitas diri dan menentukan nasib.

“Nilai-nilai ke-UGM-an memiliki ciri khas jika ditinjau dari arti, fungsi, eksistensi, klasifikasi, karakteristik, hirearki, dan kriteria penentuan hirearki nilai,” tuturnya.

Diharapkan, hasil penelitian yang telah dilakukannya dapat ditindaklanjuti dalam kebijakan kelembagaan, khususnya dalam menata ulang nilai-nilai kelembagaan. Dengan begitu akan berpengaruh untuk merefleksi dan merekonstruksi sistem, struktur, dan kultur UGM agar lebih sesuai dengan nilai-nilai ke-UGM-an. (Sumber: Suara Merdeka)

Terimah kasih telah berkunjung ke blog kami dan semoga article ini bermanfaat

Good Luck Dan tetimah kasih berkunjung ke blog : http://gaknyangkah.blogspot.com/