Amirah tak pernah menanyakan latar belakang agama mereka karena ia tak begitu peduli dengan latar belakang agama seseorang.
Amirah Bouraba mengenal Islam saat usianya masih 15 tahun. Di usia tersebut biasanya para remaja mulai tertarik kepada lawan jenisnya, pacaran, dan melakukan aktifitas muda-mudi lainnya.Wanita asal Inggris ini tidak menyangkal dia juga seperti itu. Tapi Amirah selalu berpikir bahwa ada yang lebih penting dalam hidupnya, lebih besar tujuannya.
Ketertarikan Amirah terhadap Islam dimulai saat ia berteman dengan teman-temannya dari Asia. Waktu itu, Amirah sedang duduk di tahun terakhir sekolah menengah atas. Dia berteman dengan banyak anak Asia dan salah satu adalah sahabatnya.
Satu hari, Amirah diberitahu bahwa sahabatnya itu memutuskan untuk mengenakan hijab. Amirah terkejut karena ia tak menyangka bahwa sahabatnya seorang muslim. Namun perasaan terkejut Amirah berubah menjadi tertarik.
Kejadian tersebut telah membuka mata Amirah bahwa di luar sana ada orang yang begitu yakin menjalankan perintah agamanya. Tidak membuang waktu dan uang untuk hal-hal yang sia-sia.
Amirah langsung mencari informasi tentang Islam melalui internet. Namun Amirah tidak langsung mengiyakan semua informasi yang didapatnya via internet. Amirah butuh waktu untuk mengetahui semua tentang Islam.
Saat Amirah berbelanja di sebuah mall, dia sempat melewati kios dakwah. Amirah pun menghampiri kios itu dan berbincang-bincang dengan penjaganya.
Penjaga itu kemudian mengundang Amirah ke rumahnya untuk bertemu istrinya. Rupanya, pria itu ingin Amirah berbincang lebih leluasa dengan sesama wanita. Amirah pun setuju dan waktu pertemuan disepakati.
Di hari pertemuan yang dijanjikan, Amirah merasa berdebar. Amirah tak tahu mengapa. Tapi mungkin karena mereka belum pernah bertemu sebelumnya. Mungkin karena Amirah tak tahu nanti bicara apa, berpakaian bagaimana dan sebagainya.
Namun saat bertemu dengan istri pria itu, ketakutan Amirah lenyap. Wanita itu sangat ramah. Dia tersenyum dan matanya menyejukkan. Wanita itu mengajak Amirah ke ruang keluarga dan membuatkan teh untuk Amirah.
Wanita itu bertanya kepada Amirah tentang pendapatnya soal Islam. Amirah menjawab 'Aku sangat menyukainya'. Wanita itu tersenyum dan berkata 'Jadi tidak ada pertanyaan lagi?' Amirah hanya menganggukkan kepala.
Kemudian, suami wanita itu masuk dan berkata 'Apa kita sudah siap?' Amirah berkata dalam hati, siap untuk apa? Kemudian istrinya menoleh ke Amirah dan berkata 'Apa kamu mau mengucapkan syahadat sekarang?' Amirah tertegun tapi kemudian tersenyum dan berkata 'Ya, aku siap'.
Suami wanita itu kemudian mengambil Alquran. Dia memberitahu Amirah pertama dia akan membaca sebuah surat dan akan menjelaskan artinya. Setelah itu, Amirah mengucapkan kalimat syahadat.
"Wow, aku benar-benar tegang, bergetar dan berkeringat. Namun setelah proses syahadat selesai, aku mulai bisa tenang dan rileks," kenang wanita yang pernah kuliah Understanding Islam and Moslem di Oxford University, Inggris ini.
"Setelah itu, aku pulang dan mandi seperti yang diinstruksikan kedua pasangan muslim itu."
Setelah menjadi muslim, Amirah dilanda begitu banyak kekhawatiran baru seperti apa yang harus dikatakan kepada keluarga dan teman-teman, belajar bagaimana untuk salat dan berpikir tentang hijab.
Namun seiring berjalannya waktu, semua kekhawatiran itu akhirnya bisa diatasi Amirah. Orangtuanya tidak terlihat terkejut sementara teman-temannya malah memberinya hadiah dan mendukung keputusannya.
Amirah akhirnya menikah dengan seorang pria muslim yang menjadi teman kerjanya dan menolongnya menguatkan keputusannya memakai hijab.
Terimah kasih telah berkunjung ke blog kami dan semoga article ini bermanfaat
Good Luck Dan terima kasih berkunjung ke blog : http://gaknyangkah.blogspot.com