Pengelola kawasan wisata ini betul-betul punya strategi yang baik untuk menarik minat para pengunjung.
Pulau Bali itu identik dengan pura. Itulah salah satu daya tarik Pulau Bali, sekaligus identitasnya yang membedakannya dengan daerah lain yang ada di Indonesia bahkan dengan tempat wisata lain yang ada di Indonesia. Orang dengan ringannya bisa berujar, 'Saya sedang berada di bali, bila melihat pura'.
Menarik bukan? Itulah mengapa kemudian saya, Adam, Hendry dan Ridho, mengunjungi tempat-tempat yang menjadi identias Pulau Bali saat memulai program 'Petualangan Satu Minggu Bali-Lombok'. Salah satu tujuan kami hari pertama itu adalah Tanah Lot, sebelum akhirnya kami bergegas menuju Daya Tarik Wisata Ulun Danu Beratan (Pura Danu Beratan) di sisi lain Pulau Bali.
Sekali lagi, perjalanan kami kali ini tetap mengandalkan kepiawaian GPS dan penunjuk arah jalan yang sepertinya sudah lengkap di Pulau Bali. Perjalanan kami dari Tanah Lot menuju Pura Danu Beratan, memakan waktu kurang lebih 1 jam perjalanan. Jalan yang kami lalui kala itu cukup lengan hampir tidak ada kemacetan, kecuali saat menanjak pada sebuah tebing karena sedang ada perbaikan jalan.
Pemandangan khas Pulau Dewata juga menjadi daya tarik tersendiri, desa-desa wisata dengan berupa-rupa bangunan yang khas, Gunung Agung yang seolah semakin dekat, dan memandang Pulau Bali dari ketinggian. Semakin mendekati lokasi, cuaca semakin dingin rupanya.
Satu jam kemudian, kami tiba di lokasi. Pengunjungnya ramai sekali. Bagaimana tidak, pemandangan di dalam ternyata betul-betul sajian yang unik dan menarik. Perpaduan religi, budaya, dan alam yang masih terjaga dengan baik.
Selain menikmati keindahan alam berupa danau, pengunjung juga disuguhkan oleh bangunan pura yang unik yakni bangunan yang seolah mengapung diatas permukaan danau. Selain itu, para pengunjung yang beruntung juga bisa menyaksikan masyarakat setempat yang mengadakan upacara keagaam di dalam area pura tepi danau yang dingin itu. Alunan alat musik tradisional khas Pulau Dewata menjadikan nuansa Bali kian kental terasa.
Untuk masuk ke dalam kawasan ini, pengunjung cukup membayar Rp 10.000/orang. Setelah membayar uang tiket, kami langsung memasuki kawasan wisata. Tata letak kawasan wisata yang menarik, membuat kami langsung jatuh hati untuk langsung berfoto-foto dengan latar arstitektur bangunan dalam area wisata yang unik. Sekali lagi, khas Pulau Bali.
Setelahnya, barulah kami memasuki ke bagian utama di mana pura berdiri. Dentingan alat musik khas Bali tetap mengiringi perjalanan kami menikmati kecantikan Danu Beratan. Jumlah pengunjung yang ramai kala itu sekalipun langit mendung, membuat kami harus bersusah payah untuk bisa mengambil foto dengan latar belakang pura tanpa seorang pun berada di dekatnya. Alhamdulillah, akhirnya dapat juga foto-foto itu.
Perjalanan kami mengitari pura dan panaroma Danu Beratan terus berlanjut. Kami berjalan menuju sebuah kawasan, mendekati danau yang mulai mengeluarkan serupa asap karena cuaca dingin. Saat berjalan itulah, tiba-tiba segerombolan orang dengan pakaian adat Bali berjalan beriringan.
Wah, mungkin saja ini kejadian langka. Saya pun langsung menarik kamera, lalu mengacungkannya kepada gerombolan itu. Rupanya, sebentar lagi akan ada acara keagamaan yang akan digelar di kawasan Danu Beratan. Pantas saja, Danu Beratan penuh dekorasi kala itu.
Terakhir, coba lihat uang RP 50 ribu Anda. Lihatlah, di salah satu sisinya ada gambar pura yang memang adalah Pura Ulun Danu ini. Salam traveler!
